Saturday, October 09, 2004 

The Important of Having Community

Komunitas, sesuatu yang mewadahi semua hal yang kita lakukan. Dari urusan terkecil hingga terbesar tak bisa dilepaskan dari komunitas kita berada. Menemukan komunitas yang tepat, sepertinya bisa jadi kunci kesuksesan.
Oh ya, beberapa hari yang lalu aku membeli majalah Concept sebuah majalah baru tentang desain grafis di Indonesia. Yeah, I guess it's a great magazine.
Meski aku merasa isinya kurang banyak--ya, soalnya majalah itu masih edisi pertama, lagi pula cetakannya di kertas yang bagus. Harganya Rp. 35.00,- dan aku membelinya di TB. Gunung Agung Citraland Lt.2 Semarang. Harga yang pantas kurasa untuk majalah seperti itu dengan format se-luks itu.
Tapi yang paling penting kurasa, majalah itu bisa membantu menguatkan komunitas desain grafis yang marak berkembang di Indonesia.
Oh ya, aku sempat juga menunjukkannya pada Pak Bambang Irnadi--dia punya biro iklan GeoArt di daerah Semarang atas. He said that it's a great magazine too. Jujur saja aku sedikit banyak belajar dari dia. Meski terkadang kurasa orang itu agak pelit untuk membagi ilmunya. Hehehehe.....
Anyway, dalam edisi pertamanya ini, Concept membahas soal branding. Bahasan yang sangat substansial dalam kehidupan masa kini.Karena perekonomian dunia saat ini sebenarnya lebih banyak digerakkan oleh kekuatan pencitraan brand, baik lewat periklanan, public relations atau apapun juga. Semuanya berupaya untuk mencipta, membangun dan mempertahankan brand-nya sendiri. Don't really care whether it's beneficial for public or not.
Aku sih belum selesai membacanya, dan sekarang majalah itu dipinjam si Agung. Ya....biarkan aja. Gak ada salahnya berbagi bacaan yang bermanfaat kan?
Oh ya, majalah itu diterbitkan oleh Forum Desain Grafis Indonesia (FDGI), namun saat aku coba buka website, ternyata masih under construction. Tapi, gak apa-apa, aku tunggu saja.
Tapi, aku agak sedikit senang. Aku temukan komunitas desain grafis lain. Namanya godote, akronim dari "gathers indonesian designers". Ada seorang dengan nickname "hippo" yang ngasih tau aku.
Setidaknya, kalau aku butuh cari info sekitar desain aku bisa ke sana.
Menemukan komunitas semacam itu membuatku lebih lega, setidaknya banyak teman seperjuangan di luar sana.

Friday, October 08, 2004 

Pelajaran Dari Jogja

Salam..

Aku sengaja membuat blog ini untuk menampung tulisanku. Sepertinya aku akan kembali menulis. Banyak mungkin. Sesuatu yang sudah sebegitu lama tak pernah kulakukan--sejak lulus kuliah.
Segalanya terasa begitu cepat kalau kita menjalani sesuatu, dan benar-benar pekerjaanku saat ini menyita waktuku.

Aku tak pernah lagi bisa duduk tenang di depan komputer, menulis apa yang bergejolak di benakku seperti dulu. Sejarang yang ada hanya tekanan diikuti dengan tekanan baru.
Apa memang harus begitu kalau orang bekerja. Hidup dalam tekanan orang lain. Selalu dituntut, dan teramat sering apa yang diterima tak sebanding.
Tapi ya...apa boleh buat. Orang bilang, a man's got to do what a man's got to do.
So maybe, i just have to do what i have to do.

Oh ya, aku kemarin sempat ke Jogja Ada perlu dengan Pak Edi, orangnya Andi Offset. Something about my next book. Katanya sih dalam minggu ini sudah bisa terbit. Tapi gak tau juga, sampai sekarang dia belum kontak aku. Mungkin paling lambat bulan depan. Ya...aku hanya perlu sabar.
Kemarin aku sebenarnya berencana nginap di sana. Tapi tiba-tiba aku berubah pikiran. I don't know why, it's just suddenly i feel like i need to go home. Padahal aku berencana untuk ke warnet di sana dn cari-cari sesuatu.

Sepanjang jalan menuju terminal, aku sempat ngobrol dengan seorang ibu. Dia pegawai negri kayaknya, mungkin guru. Tapi lumayan juga, orangnya baik kurasa. Kami bicara banyak soal keseharian. Soal perjuangan hidup. Bagaimana di bercerita tentang keluarganya, tentang usaha dia dan suaminya untuk membesarkan ketiga anak-anak mereka yang mulai beranjak dewasa.
Tiba-tiba aku seperti disentakkan. Aku berkaca pada diriku sendiri...apa yang sudah kulakukan. Aku merasa aku menghabiskan banyak waktu melakukan hal-hal yang tak berguna. Mengkhawatirkan hal-hal yang semestinya tak merisaukanku.
Aku jadi merasa kalau aku perlu mengejar impianku lebih keras lagi. Aku pikir ini saatnya untuk melanjutkan kulaihku. Bagaimanapun juga, aku tetap ingin punya gelar akademis--konyol ya?
Aku rasa, dalam 2 tahun sejak aku lulus, aku tak pernah benar-benar merenungkan bahwa aku butuh menyelesaikan pendidikanku. Mungkin aku akan ngambil kuliah desain grafis--bagaimanapun juga itu bidang yang coba kutekuni saat ini. Aku butuh untuk bisa melamar pekerjaan di perusahaan yang lebig besar, yang benar-benar memandang desain grafis sebagai sesuatu yang serius. Perusahaan di Jakarta atau Surabaya mungkin. Not here....Semarang sucks!!
Anyway, itu planning dalam beberapa bulan kedepan. Aku akan berusaha agar semuanya terlaksana.
Aku berhenti untuk mengasihani kondisi ini, aku akan meraihnya dengan tanganku sendiri.
Aku tahu aku pasti bisa!!!